Z-Score

📊 Z-Score (Skor Z)

Z-Score adalah ukuran statistik yang menunjukkan seberapa jauh atau berapa banyak deviasi standar suatu nilai dari rata-rata populasi atau sampel. Dalam kata lain, Z-Score mengukur seberapa besar sebuah nilai berada di atas atau di bawah rata-rata dalam satuan deviasi standar. Z-Score sangat berguna untuk membandingkan nilai-nilai yang berasal dari distribusi yang berbeda atau memiliki satuan yang berbeda.

1. Rumus Z-Score

Z-Score dapat dihitung dengan rumus berikut:

Z=XμσZ = \frac{X - \mu}{\sigma}

Di mana:

  • Z = Z-Score.

  • X = Nilai yang ingin dihitung Z-Score-nya (misalnya, nilai individu dalam data).

  • μ (mu) = Rata-rata (mean) dari populasi atau sampel.

  • σ (sigma) = Deviasi standar (standard deviation) dari populasi atau sampel.


2. Interpretasi Z-Score

  • Z = 0: Nilai X berada tepat di rata-rata.

  • Z > 0: Nilai X lebih besar dari rata-rata (positif).

  • Z < 0: Nilai X lebih kecil dari rata-rata (negatif).

  • Z = ±1: Nilai berada 1 deviasi standar di atas atau di bawah rata-rata.

  • Z = ±2: Nilai berada 2 deviasi standar di atas atau di bawah rata-rata.

  • Z = ±3: Nilai berada 3 deviasi standar di atas atau di bawah rata-rata, yang sering dianggap sebagai nilai yang "outlier" atau pencilan dalam distribusi normal.


3. Contoh Perhitungan Z-Score

Misalkan kita memiliki data nilai ujian berikut untuk 5 siswa dalam sebuah kelas:

  • Nilai siswa: 80, 85, 90, 95, 100.

  • Rata-rata nilai (μ) = 90.

  • Deviasi standar (σ) = 7.

Untuk menghitung Z-Score dari nilai siswa yang memiliki nilai 80, kita gunakan rumus Z-Score:

Z=80907=107=1.43Z = \frac{80 - 90}{7} = \frac{-10}{7} = -1.43

Jadi, Z-Score untuk siswa dengan nilai 80 adalah -1.43, yang berarti nilai siswa tersebut 1.43 deviasi standar di bawah rata-rata.


4. Penggunaan Z-Score

  • Menilai Posisi Nilai: Z-Score memungkinkan kita untuk menilai posisi relatif suatu nilai dalam distribusi. Jika kita ingin mengetahui apakah suatu nilai lebih besar atau lebih kecil dibandingkan rata-rata dan seberapa besar perbedaannya, Z-Score memberikan cara untuk mengukurnya secara kuantitatif.

  • Mendeteksi Pencilan (Outliers): Nilai yang memiliki Z-Score lebih besar dari +3 atau kurang dari -3 biasanya dianggap sebagai outlier dalam distribusi normal. Z-Score yang sangat tinggi atau rendah menunjukkan bahwa nilai tersebut jauh dari rata-rata dan mungkin merupakan nilai yang tidak biasa.

  • Perbandingan Antar Data: Z-Score memungkinkan kita untuk membandingkan nilai dari dua dataset yang berbeda meskipun keduanya memiliki satuan atau skala yang berbeda. Dengan Z-Score, kita dapat mengetahui apakah suatu nilai lebih tinggi atau lebih rendah secara relatif meskipun data tersebut berasal dari distribusi yang berbeda.


5. Contoh Aplikasi Z-Score

Misalkan dua perusahaan, A dan B, memiliki data pendapatan tahunan dalam dua tahun yang berbeda. Pendapatan perusahaan A adalah 12 juta dengan deviasi standar 2 juta, dan pendapatan perusahaan B adalah 18 juta dengan deviasi standar 3 juta.

  • Untuk perusahaan A:

    • Rata-rata pendapatan = 10 juta.

    • Deviasi standar = 2 juta.

    • Z-Score = Z=12102=1Z = \frac{12 - 10}{2} = 1.

    • Artinya, pendapatan perusahaan A adalah 1 deviasi standar lebih tinggi dari rata-rata.

  • Untuk perusahaan B:

    • Rata-rata pendapatan = 15 juta.

    • Deviasi standar = 3 juta.

    • Z-Score = Z=18153=1Z = \frac{18 - 15}{3} = 1.

    • Artinya, pendapatan perusahaan B adalah 1 deviasi standar lebih tinggi dari rata-rata.

Meskipun pendapatan kedua perusahaan berbeda, keduanya memiliki Z-Score yang sama, yaitu 1, yang menunjukkan bahwa keduanya berada pada posisi yang relatif sama dalam distribusi pendapatan di perusahaan mereka masing-masing.


6. Keuntungan Menggunakan Z-Score

  • Standarisasi Data: Z-Score mengubah data menjadi ukuran yang standar, sehingga memungkinkan perbandingan yang lebih adil antara nilai-nilai dari distribusi yang berbeda.

  • Mendeteksi Anomali: Z-Score membantu dalam mendeteksi nilai-nilai yang sangat berbeda dari distribusi normal, seperti pencilan (outliers).

  • Mengukur Kemungkinan: Z-Score digunakan dalam statistik inferensial untuk menentukan kemungkinan kejadian suatu nilai dalam distribusi normal, yang kemudian digunakan untuk menguji hipotesis atau membuat prediksi.


7. Kesimpulan

Z-Score adalah alat yang sangat berguna untuk mengukur seberapa jauh suatu nilai berada dari rata-rata dalam satuan deviasi standar. Dengan Z-Score, kita dapat membandingkan nilai yang berasal dari dataset yang berbeda, mendeteksi pencilan, dan menilai posisi relatif nilai dalam distribusi. Ini menjadikan Z-Score sebagai alat penting dalam analisis data dan statistik untuk memahami distribusi dan pola dalam dataset.

Last updated